jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah
jenis porselin atau gelas.
menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. isolator jenis pasak.
b. isolator jenis pos-saluran.
c. isolator gantung.
isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. isolator jenis pasak.
b. isolator jenis pos-saluran.
c. isolator gantung.
isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
1. Umum
Isolator mempunyai peranan
penting untuk mencegah terjadinya aliran arus dari konduktor phasa ke bumi
melalui menara pendukung. Dengan demikian, isolator merupakan bagian
penting dalam sistem transmisi energi listrik. Beberapa persyaratan penting
yang harus dimiliki suatu isolator adalah:
Isolator harus mempunyai kekuatan
mekanik yang tinggi.
- Memiliki kekuatan dielektrik
yang tinggi.
- Mempunyai nilai resistivitas yang
tinggi untuk memperkecil arus bocor yang terjadi.
- Tidak mudah keropos dan
tahan terhadap masuknya gas-gas ataupun cairan-cairan ke
dalam bahan isolator.
- Tidak dipengaruhi oleh
perubahan suhu.
2. Bahan-bahan Isolator
2.1 Isolator Porselen
Porselen berasal dari tanah liat
yang mengandung aluminium silikat, kemudian aluminium silikat ini direaksikan
dengan plastik kaolin, felspar, kwarsa dan campuran ini dipanaskan pada tempat
pembakaran dengan suhu yang diatur. Komposisi bahan bakunya adalah: 50% tanah
liat, 25% felspar, 25% kwarsa. Isolator yang dihasilkan harus keras,
permukaannya halus/licin dan bebas dari sifat perembesan. Kehalusan bahan
pada permukaan akan membebaskan isolator dari jejak air. Sifat menyerap pada
bahan isolator akan menurunkan kekuatan dielektrik, dan adanya kotoran ataupun
gelembung udara di dalam bahan isolator juga akan mengakibatkan penurunan
kekuatan dielektrik.
Jika bahan isolasi diproduksi pada
suhu yang rendah maka sifat mekaniknya akan menjadi lebih baik, tetapi
bahan tersebut bersifat menyerap air dan ketika bahan tersebut digunakan,
kondisinya mungkin akan memburuk. Sebaliknya jika bahan isolasi
diproduksi pada suhu yang lebih tinggi, sifat menyerapnya akan berkurang,
tetapi bahan isolasi tersebut menjadi rapuh. Jadi di dalam membuat isolator
perlu dirancang sedemikian rupa antara kekuatan dielektrik, sifat rembesan
terhadap air dan suhu tempat pengeringannya. Secara mekanis isolator
porselen memiliki kekuatan dielektrik ± 60.000 V/cm, tekanan dan kuat
regangannya adalah 70.000 kg/cm2 dan 500 kg/cm2.
2.2 Isolator Gelas
Sering kali gelas digunakan sebagai
bahan isolasi. Gelas diproduksi dengan proses penguatan yaitu dipanaskan dulu
lalu didinginkan. Isolator yang terbuat dari bahan gelas ini memiliki
beberapa keuntungan sebagai berikut :
- Kekuatan dielektriknya tinggi
kira-kira 140 kV/cm
- Dengan pemanasan yang tepat akan
diperoleh resistivitas yang tinggi.
- Koefisien muai panasnya rendah.
- Karena kekuatan dielektriknya
tinggi, maka isolator gelas memiliki bentuk yang lebih sederhana dan bahkan
dapat digunakan satu lapis sebagai bahan isolator.
- Bersifat transparan (lebih jelas
dibandingkan porselen), sehingga sedikit cacat, ketakmurnian gelembung udara,
retak-retak, kotoran-kotoran yang lain dapat dideteksi dengan mudah dan
bersifat homogen.
- Daya rentanganya lebih besar dari
porselen.
- Lebih murah dari pada porselen
Kelemahan dari isolator gelas antara
lain :
- Uap-uap air mudah mengembun di
sepanjang permukaan isolator, sehingga hal ini dapat menyebabkan penumpukan
kotoran-kotoran pada permukaan isolator dan mempercepat terjadinya arus
bocor.
- Pada tegangan yang lebih tinggi,
gelas tidak dapat dituang (casting) dalam bentuk atau model yang tidak
beraturan, karena pendingin yang tidak teratur akan menyebabkan terjadinya
kegentingan-kegentingan didalam isolator dan keadaan ini dapat mempercepat
terjadinya arus bocor.
2.3 Isolator Steatite
Steatite adalah magnesium silikat
dan dijumpai pada berbagai bagian dari oksida magnesium dengan silikat. Daya
rentang dari isolator steatite jauh lebih besar dibandingkan dengan isolator
porselen, dan dapat menguntungkan jika digunakan pada keadaan dimana
isolator mengalami regangan sempurna misalnya ketika jaringan saluran transmisi
mengalami belokan tajam.
3. Klasifikasi Isolator Transmisi Hantaran Udara
3. Klasifikasi Isolator Transmisi Hantaran Udara
Isolator transmisi hantaran udara
diklasifikasi menurut penggunaan dan konstruksinya menjadi isolator
gantung (suspension), jenis pasak (pin-type), jenis batang
panjang (long-rod) dan jenis pos-saluran (line post). Gandengan
isolator gantung pada umumnya dipakai pada saluran transmisi tegangan tinggi,
sedang isolator batang panjang dipakai ditempat-tempat dimana pengotoran udara
karena garam dan debu banyak terjadi. Kedua jenis yang lain dapat dipakai pada
saluran transmisi yang relatip rendah (kurang dari 22-33 kV).
Pada isolator gantung dikenal dua
jenis, yakni clevis type dan ball-and-socket type, yang
masing-masing terbuat dari porselen dengan tutup (cap) dari besi tempaan
(malleable iron), yang keduanya diikatkan pada porselennya dengan semen
berkualitas baik.
Keuntungan-keuntungan dari isolator
gantung :
1. Setiap unit dirancang untuk
tegangan 11 kV sehingga dengan menghubungkan beberapa buah isolator secara
seri, maka sederetan isolator tersebut dapat digunakan untuk setiap tegangan
yang diinginkan.
2. Bila didalam deretan isolator
yang telah dihubungkan tersebut salah satu isolator rusak, maka proses
penggantiannya lebih mudah dan harganya relatif lebih murah.
3. Tekanan mekanis pada rangkaian
isolator akan berkurang karena tempat pengikat kawat penghantarnya fleksibel.
4. Apabila deretan isolator tersebut
digantungkan pada menara yang terbuat dari baja maka konduktor tegangan tinggi
hanya sedikit berpengaruh terhadap sambaran kilat, karena penghantar kawat
tersebut posisinya lebih rendah dari pada lengan menara yang ditanahkan dan
mempunyai sifat sebagai penangkal petir.
5. Jika beban yang diberikan pada
transmisi bertambah, maka potensial jaringan yang ada dapat diperbesar lagi
dengan menambahkan sejumlah deretan atau rangkaian isolator.
Isolator jenis pasak dan
jenis pos-saluran terbuat dari porselen, yang bagian bawahnya diberi tutup (thimble,
cap) besi cor yang disemenkan pada porselen serta pasak baja yang
disekrupkan padanya. Karena jenis ini dipakai secara sendirian (tidak dalam
gandengan) serta kekuatan mekanisnya rendah, maka tidak dibuat dalam
ukuran-ukuran yang besar.
Jenis batang-panjang
mempunyai sedikit bagian logam sehingga tidak mudah menjadi rusak. Oleh karena
rusuknya yang sederhana maka ia mudah tercuci oleh hujan, sehingga jenis ini
sesuai sekali untuk penggunaan pada tempat-tempat yang banyak dikotori garam
dan debu
4. Sifat Isolator
4.1 Sifat Listrik
4.1 Sifat Listrik
Isolator terdiri dari badan porselen
yang diapit oleh elektroda-elektroda. Dengan demikian maka isolator terdiri
dari sejumlah kapasitansi. Nilai kapasitansi ini akan semakin besar oleh
timbulnya lapisan yang menghantarkan listrik karena kelembaban udara, debu dan
bahan-bahan lainnya yang melekat pada permukaan isolator. Pada jaringan
transmisi isolator yang paling dekat dengan konduktor tegangan tinggi akan
memikul tegangan yang terbesar. Dengan memasang busur tanduk (arching horn),
maka distribusi tegangan diperbaiki dan tegangan pada isolator yang paling
dekat dengan kawat fasa akan berkurang. Gambar karakteristik distribusi
tegangan isolator rantai dengan pemasangan busur tanduk pada isolator paling
atas dan isolator paling bawah ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Kegagalan listrik pada isolator
dapat disebabkan oleh adanya rongga-rongga kecil pada dielektrik padat
(porselen) atau disebabkan terjadinya flashover di sepanjang permukaan
isolator. Rongga-rongga kecil pada isolator ditimbulkan karena isolator dibuat
kurang sempurna pada saat pembuatan, dengan demikian karakteristik listrik dari
isolator tersebut kurang baik. Rongga kecil pada isolator lama-kelamaan akan
menyebabkan kerusakan mekanik pada isolator. Terjadinya flashover menyebabkan
kerusakan pada isolator oleh karena panas yang dihasilkan busur di sepanjang
permukaan isolator. Oleh sebab itu isolator harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tegangan pada rongga kecil lebih tinggi dari pada tegangan yang
menyebabkan flashover.
4.2 Mekanis
Disamping harus memenuhi persyaratan
listrik tersebut diatas, isolator harus memiliki kekuatan mekanis guna memikul
beban mekanis penghantar yang diisolasinya. Porselen, sebagai bagian utama
isolator, mempunyai sifat sebagai besi cor, dengan kuat-tekan (compressive
strength) yang besar dan kuat tarik (tensile strength) yang lebih
kecil. Kuat-tariknya biasanya 400-900 kg/cm2, sedangkan
kuat-tekannya 10 kali lebih besar.
4.3 Sifat Thermal
Dalam peralatan dan instalasi
pencatu listrik, panas terjadi karena adanya rugi-rugi ohmik pada konduktor,
rugi-rugi dielektrik pada bahan isolasi, rugi-rugi magnetisasi dan rugi-rugi
arus Eddy pada inti besi. Jika dibandingkan dengan bahan logam, bahan isolasi
mempunyai stabilitas thermal yang sangat rendah, sehingga kenaikan suhu yang
diijinkan pada bahan isolasi menjadi patokan dalam menentukan batas suhu kerja
dari peralatan. Selama tekanan terus berlangsung pada kondisi operasi statis,
panas dibangkitkan akibat rugi-rugi yang seharusnya disebarkan ke medium sekitarnya.
Ada tiga jenis mekanisme perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.
Untuk memindahkan rugi-rugi panas
dengan cepat dari suatu peralatan dibutuhkan bahan yang mempunyai konduktivitas
panas yang baik. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan baik jika digunakan bahan
isolasi kristal, karena susunan kisi-kisi atomnya teratur dan jarak antar atom
yang kecil, sehingga perpindahan atom dapat berlangsung dengan baik.
4.4 Sifat Kimia
Jika ada zat asing dari luar
menyusup ke dalam bahan isolasi, maka hal ini dapat menyebabkan perubahan sifat
kimia bahan isolasi tersebut. Hanya bahan anorganik seperti gelas dan bahan
keramik padat yang kedap terhadap zat-zat lain di sekitarnya. Bahan isolasi
organik menyerap uap air secara difusi. Sehingga sifat dielektrik dan
listriknya memburuk. Kecepatan difusi tergantung kepada struktur bahan dan gaya
tarik-menarik molekul bahan dengan molekul zat asing.
Sebagai tambahan, penyerapan air
menyebabkan perubahan dimensi (menggelembung) dan kerusakan elektroda. Sehingga
diharapkan bahan isolasi pasangan luar harus memiliki kemampuan menyerap air
yang rendah untuk mencegah pengurangan kekuatan dielektrik.
5. Pasangan Isolator
Dalam kategori pasangan isolator (fittings)
termasuk pasangan-pasangan logam dan perlengkapan-perlengkapan lainnya guna
menghubungkan penghantar, isolator dan tiang transmisi.
Pasangan isolator terbuat dari besi
atau baja tempaan (malleable) yang ukurannya disesuaikan dengan
tegangan, jenis dan ukuran penghantar, kekuatan mekanisnya, serta konstruksi
penopangnya (supporting structure). Permukaan pasangan logam ini
biasanya digalvanis.
5.1 Busur Tanduk
Bila terjadi lompatan api (flashover)
pada gandengan isolator, maka isolatornya akan rusak karena busur apinya. Untuk
menghindari kerusakan ini, maka pada gandengan isolator gantung dan isolator
batang panjang (long-rod) dipasang busur tanduk (arching-horns).
Busur tanduk ditempatkan pada bagian atas dan bawah dari gandengan
isolator, serta dibentuk sedemikian sehingga busur api tidak akan mengenai
isolator waktu lompatan api terjadi. Jarak antara tanduk atas dan bawah
biasanya 75-85 % dari panjang gandengan (diperlihatkan pada Gambar 2.7).
Tegangan lompatan api untuk gandengan isolator dengan busur tanduk ditentukan
oleh jarak tanduk ini. Busur tanduk biasanya dipakai untuk saluran transmisi
dengan tegangan diatas 110 kV, atau diatas 66 kV didaerah-daerah dengan tingkat
isokeronik yang tinggi. Effek pencegahan korona juga dimiliki oleh busur
tanduk.
5.2 Jepitan
Untuk penghantar dipakai pengapit
gantungan (suspension clamps) dan pengapit tarikan (tension clamps)
sedang untuk kawat tanah dipakai pengapit sederhana. Ada dua jenis pengapit gantung,
yang satu dengan batang pelindung dan yang lain tanpa batang pelindung (armor
rods). Pengapit dipilih dengan memperhatikan macam dan ukuran kawat, kuat
tarik maksimumnya, serta dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan dan kelelahan karena getaran (vibration) dan sudut andongan
dari kawat.
6. Kegagalan pada Isolator
Beberapa hal yang menyebabkan
kegagalan pada suatu isolator adalah :
a. Keretakan Isolator
Penyebab utama pecahnya atau
retaknya suatu isolator adalah tekanan yang dihasilkan didalam bahan porselen
yang diakibatkan oleh ketidakseragaman pemuaian dan penyusutan yang terdapat
dalam bahan semen, baja, dan porselen yang disebabkan oleh musim panas, dingin,
kekeringan dan kelembaban atau akibat adanya pemanasan pada isolator tersebut.
Untuk menghindari keretakan pada isolator tersebut, maka telah dilakukan
beberapa perbaikan dalam desain pembuatannya, yakni dengan cara menempatkan
sejenis pelindung yang kecil diantara lapisan terluar dari porselen dengan
pasak baja sehingga pemuaiannya dapat terlaksana secara merata.
b.
Ketidakmurnian Bahan Isolator
Jika bahan yang digunakan untuk
pembuatan isolator tersebut amat buruk, hal ini akan menimbulkan kebocoran pada
isolator sehingga isolator tidak baik untuk pemakaian yang kontiniu.
c. Sifat Penyerapan Bahan Yang
Digunakan Dalam Pembuatan Isolator
Jika bahan porselen yang digunakan
dalam pembuatan isolator dipabrikasi pada suhu rendah, maka hal ini akan
mengakibatkan kekeroposan pada isolator tersebut dan dengan alasan ini maka
isolator akan menyerap embun dari lapisan udara atau semen. Kebocoran arus akan
dimulai dari isolator tersebut yang akan menyebabkan kegagalan sebagai akibat
dari pemakaian bahan yang digunakan dalam pembuatan isolator.
d. Bahan Pelapis Isolator Yang Kurang
Baik
Bila bahan isolator tidak
benar-benar dilapisi pelapis yang baik sebagaimana mestinya, maka air akan
mudah merembes yang dapat menyebabkan menempelnya debu pada permukaan isolator
tersebut yang dapat bersifat sebagai penghantar dan mereduksikan jarak lompatan
bunga api listrik.
e. Lompatan Bunga Api Listrik (Flashover)
Bila terjadi lompatan bunga api
listrik dari suatu kawat ke kawat yang lain maka hal ini akan menimbulkan
pemanasan yang berlebihan pada isolator dan dapat menyebabkan pecahnya isolator
tersebut.
f.
Tekanan Mekanis
Pada saat penarikan kawat-kawat
penghantar pada suatu pemasangan jaringan maka isolator akan mengalami tekanan
mekanis, sehingga bila bahan digunakan kurang baik, maka hal ini dapat
menyebabkan kerusakan atau pecahnya isolator.
g.
Terjadinya Hubung Singkat
Terkadang gangguan alam seperti
kumpulan burung yang hinggap atau pepohonan yang mengena pada kawat penghantar
maupun isolator dapat mengakibatkan terjadinya arus hubung singkat, kondisi ini
merupakan penyebab terjadinya kegagalan dari suatu isolator. Keadaan seperti
ini hanya mungkin terjadi bila jarak antar konduktor lebih kecil dari standar
yang telah ditentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar